Sebab-Sebab Suul Khatimah
Bersama Pemateri :
Ustadz Ali Nur
Sebab-Sebab Su’ul Khatimah merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Al-Qiyamah Ash-Shughra yang disampaikan oleh Ustadz Ali Nur, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 3 Rajab 1442 H / 15 Februari 2021 M.
Kajian Tentang Sebab-Sebab Su’ul Khatimah
Su’ul Khatimah artinya dia menyudahi usianya dengan suatu hal yang buruk seperti melakukan kemaksiatan atau perkara apa saja yang dimurkai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terkadang seseorang menampakkan keislamannya, beramal, namun tidak jarang usianya diakhiri dengan perbuatan-perbuatan yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Syaikh Shiddiq Hassan Khan berkata:
وله أسباب يجب على المؤمن أن يحترز عنها
“Kematian dalam keadaan yang buruk, ini dikarenakan sebab-sebab yang seharusnya seorang mukmin menjauhkan diri dari sebab-sebab ini.”
Beliau mengatakan bahwa di antara sebab-sebab tersebut adalah:
1. Rusaknya keyakinan
Mungkin ada di antara kaum muslimin yang memiliki keyakinan-keyakinan yang bertentangan dengan aqidah Islamiyah yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Walaupun dia seorang yang terlihat shalih dan zuhud, tetapi kalau aqidahnya bertentangan dengan aqidah yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka keshalihannya itu menjadi sia-sia. Karena aqidah merupakan asas dari keislaman seseorang. Jika aqidahnya rusak, maka rusaklah semua amalannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَبَدَا لَهُم مِّنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ
“Dan Allah tunjukkan kepada mereka apa yang tadinya mereka sangka benar ternyata salah.” (QS. Az-Zumar[39]: 47)
Namun sangat disayangkan jika kesadaran ini muncul menjelang kematian. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا ﴿١٠٣﴾ الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا ﴿١٠٤﴾
“Katakan (Wahai Muhammad): ‘Maukah engkau aku beritakan dengan amalan yang paling merugi? Yaitu mereka yang semasa di dunia melakukan amalan yang sesat, tapi sayangnya mereka mengira telah berbuat baik.’” (QS. Al-Kahfi[18]: 103-104)
Kalau seorang melakukan perbuatan buruk dan dia yakin bahwa itu adalah keburukan, suatu saat dia bisa berubah dari keburukan ini. Berbeda halnya seseorang yang meyakini suatu perbuatan sebagai perbuatan yang benar, padahal ini sebuah perbuatan yang salah. Dia merasa bahwa aqidah yang dia yakini sesuai dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, amalan yang sesuai dengan tuntunan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tapi ternyata tidak sama sekali. Inilah amalan yang paling merugi.
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:
إِنَ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعْ بِدْعَتَهُ
“Sesungguhnya Allah menutup pintu taubat bagi para pelaku bid’ah sampai dia tinggalkan kebid’ahan tersebut.” (HR. Ath-Thabrani)
Bagaimana mungkin pelaku bid’ah taubat dari sesuatu yang dianggap benar? Demikianlah bahaya keyakinan yang salah. Kebaikan yang dia lakukan tidak akan bermanfaat untuk dirinya sama sekali. Amal kebaikan hanya akan berfaidah apabila seseorang memiliki keyakinan dengan keyakinan yang ada dasarnya dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
2. Melakukan kemaksiatan terus-menerus
Apabila mayoritas perbuatannya melakukan kemaksiatan atau keburukan, maka keburukannya itu akan datang kepadanya disaat menjelang kematiannya. Sebaliknya, kalau selama hidup umurnya dia isi dengan ketaatan, maka kemungkinan besar ketaatan ini yang hadir pada dirinya disaat menjelang kematiannya.
Makanya orang Arab mengatakan:
من عاش على شيء مات عليه
“Barangsiapa yang hidupnya diatas sesuatu, maka dia pun akan mati diatas sesuatu itu.”
المعاصى بريدُ الكُفر
“Kemaksiatan itu merupakan pos untuk menuju kekufuran.”
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49819-sebab-sebab-suul-khatimah/